Perbatasan Malam

Malam, sepi, sunyi.
Mari sini, temani aku dan mentari yang sedang sembunyi.
Kalau mau, ada secangkir kopi di sini.
Duduk, temani aku menunggu datangnya pagi.

Mari berbagi cerita, bagaimana kehidupan berjalan ketika salah satu dari kita tak ada.
Telentang kita, tatap bintang di atas sana.
Masih ingatkah kau, katamu bintang jatuh itu hanya bualan belaka.
Jadi, tak usah mengharap apa-apa, cukup tertawa saja melihat mereka yang percaya.

Kalau begini, Pagi, tak usah datang.
Karena aku tak mau dia pulang.




Komentar

Postingan populer dari blog ini

2024

Goodbye, Hun

Pramuka Itu