Kopi yang Asin
Tiga sendok bubuk
kopi, satu sendok gula, puluhan kata di kepala.
Tuang air panas,
ambil atlas, tentukan mau ke mana.
Saat kau ingat
uangmu tak ada, ya sudah.
Banting saja
atlas itu, lupakan saja rencanamu.
Tapi jangan kaulupa,
aduk kopi tadi.
Secangkir kopi
kesukaanmu kurasa cukup untuk menemanimu, kan?
Bawalah ke
tepian jendela, tempat kau biasa berada.
Duduk, seruput di
sana.
Hujan sepertinya mendukung kau untuk tak ke mana-mana.
Perhatikan saja butir-butir air yang singgah di jendela, menyapamu.
“Hai,” katanya.
“Kau masih rindu
dia?”
Lalu tiba-tiba
kopimu terasa campah.
Lalu tumpah.
Menangislah kau.
Tumben, biasanya
kau kuat.
Komentar
Posting Komentar