Kita pernah berbagi masa lalu yang sama. Aku, adalah pemilik sah kenangan bersama kamu, sebaliknya juga kamu. Yah, sampai sekarang aku masih dan akan selalu paham alasan kamu menjadikan aku sebagai masa lalu, dan bukannya masa depan. Maka dari itu, biarkan aku benar-benar pergi. Tapi, ketika akhirnya aku bisa melangkah maju, kamu malah menahanku. Menarikku kembali ke dalam sebuah kubangan bernama "nyaman". Seolah tak rela jika aku berpindah tangan. Kalau begitu, bolehkah kutanya, untuk apa pernah ada perpisahan? Jujur, aku menikmati. Jujur, aku rindu saat-saat seperti ini. Aku pernah hampir percaya kalau kamu bukanlah untukku. Tapi kalau kamu mau, lebih mudah untuk menumbuhkan yang pernah ada daripada menanam yang baru, kan? Maka aku pun menunggu. Lalu, aku sadar aku melakukan kesalahan. Aku dan kamu seperti novel yang dibaca berkali-kali. Aku hanyut dalam isinya, aku menikmati ceritanya, tapi endingnya akan tetap sama. Maka dari itu, terima kasih. Karen...